TTG Bantu Kelola Sampah Desa Manyingsal

TTG Bantu Kelola Sampah Desa Manyingsal

PENGELOLAAN sampah adalah permasalahan di masyarakat yang belum optimal penanganannya dan masih mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA). Tak ayal, saat TPA tak dapat menampung sampah lagi, seperti ketika TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terbakar, masyarakat kesulitan untuk membuang sampah. Padahal pengelolaan sampah dapat dilakukan dari level rumah tangga dengan mengelola sampah berdasarkan jenisnya (organik dan anorganik), sehingga membantu meminimalisasi sampah (zero waste).

Hal ini menjadi fokus kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) antara Telkom University (Tel-U) dengan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) tahun 2023. Tim Tel-U diketuai Dr. Ir. Rosad MEH, M.Pd., MT., IPU., Asean. Eng., dan menjadi pendamping bagi tim pelaksana dari STT Bandung. Bertajuk “Implementasi Teknologi Pemanfaatan Sampah Secara Terintegrasi dan Berkesinambungan Berbasis Internet of Things (IoT) di Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang”, kegiatan Abdimas Kosabangsa yang didanai Kemendikbudristekdikti ini menyasar daerah tertinggal dengan indeks kemiskinan cukup tinggi.
Perguruan tinggi dengan klaster mandiri seperti Tel-U menjadi pendamping bagi perguruan tinggi klaster madya dan binaan. Persyaratan untuk tim pengusul Program Abdimas Kosabangsa cukup ketat, terutama bagi ketua pengusul dan anggota 1. Ketua pengusul harus memiliki JAD minimal Lektor, S3 serta pernah mendapat hibah Abdimas dari Dikti. Sementara untuk anggota 1 minimal Lektor, S3, dan sudah memiliki Kekayaan Intelektual (KI) untuk abdimasnya.

Pelaksanaan kegiatan Abdimas Kosabangsa di Desa Manyingsal menyasar anggota karang taruna, Bumdes, dan kader PKK. Ada beberapa program kegiatan yang dilaksanakan sejak 21 Oktober hingga akhir November 2023.

Pertama, pemanfaatan sampah organik dengan kegiatan pelatihan pembuatan eco enzim secara konvensional dari kulit buah- buahan. Campuran air dan gula merah dilarutkan dalam toples plastik, kemudian kulit buah-buahan yang sudah dipotong-potong kecil dimasukan ke dalam larutan air gula tersebut, dan disimpan sekitar tiga bulan. Pembuatan eco enzim dilakukan setiap hari, sehingga dapat dipanen secara berurutan dan kontinyu.

Eco enzim dapat digunakan sebagai pembersih dan pengharum lantai. Pengharum ruangan ini bahkan dapat digunakan sebagai produsen mikroba untuk membusukkan sampah organik menjadi pupuk organik. Selain pembuatan eco enzim secara konvensional, tim Kosabangsa Tel-U dan STTB juga melaksanakan pembuatan eco enzim dengan menggunakan mesin produksi berbasis teknologi tepat guna (TTG) hasil karya mandiri dan ramah lingkungan. Program selanjutnya melaksanakan workshop pemanfaatan kantong plastik kresek menjadi tas dan cendera mata yang sederhana namun bermanfaat.

Pembuatannya menggunakan alat setrika dan mesin jahit. Instrukturnya dosen program studi (prodi) Desain Produk Fakultas Industri Kreatif (FIK) Tel-U dan dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) STTB.
Kemudian, pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk organik yang berasal dari berbagai sampah organik seperti kulit buah- buahan, sampah organik rumah tangga, dan lain-lain. Untuk kegiatan ini, tim pendamping dan pelaksana membuat mesin crusher untuk mencacah sampah menjadi lebih kecil dan mempercepat pembusukan.

Jika proses pembusukan secara manual memerlukan waktu sekitar 40 hari, maka pada kegiatan ini eco enzim yang sudah dibuat sebagai produsen mikroba dimanfaatkan untuk membantu mempercepat proses pembusukan, sehingga dalam waktu 20 hari pupuk organik sudah dapat digunakan. Bahan pupuk organik diaduk dengan eco enzim menggunakan mesin

komposter hasil desain dan dibuat secara mandiri berbasis TTG, kemudian disimpan dalam wadah seperti nampan yang ditutup dan dibolak-balik setiap hari supaya kandungan air dalam pupuk merata. Setelah jadi pupuk, dilanjutkan dengan proses penggilingan dengan memanfaatkan mesin penggiling yang dilengkapi ayakan agar ukuran granular yang tidak merata menjadi sama. Mesin-mesin yang dibuat sudah diuji coba di lokasi workshop pembuatan mesin. Hasilnya, uji coba dapat sesuai dengan fungsinya. Proses pembuatan mesin dilakukan secara paralel dengan kegiatan pembuatan eco enzim dan pembuatan pupuk organik. Lalu, ada pula kegiatan pembuatan mesin pencacah sampah anorganik guna memanfaatkan sampah anorganik kertas, plastik, dan logam.

Tujuannya supaya sampah-sampah anorganik menjadi lebih kecil ukurannya, tidak makan tempat serta mengurangi biaya operasional pengangkutan sampah itu. Setelah dicacah, sampah-sampah anorganik yang sudah berukuran kecil dapat dibuat menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah. Khusus sampah anorganik plastik, setelah dicacah dilakukan proses pelumeran, lalu plastik yang sudah melumer dimasukkan ke dalam cetakan paving block dan/atau batako dicampur dengan pasir atau batu koral menjadi paving block dan batako.

Luaran dari kegiatan Abdimas Kosabangsa ini antara lain TTG berupa pembuataan mesin- mesin untuk mendukung kegiatan Abdimas yang kemudian didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)-nya serta publikasi karya ilmiah prosiding dan/atau jurnal terindeks. Selain itu, tim pelaksana membuat laporan kemajuan, monev internal, monev eksternal, dan membuat laporan akhir kegiatan tim pelaksana (STTB) bersama tim pendamping (Tel-U).

Kegiatan Abdimas Kosabangsa di Desa Manyingsal diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar terkait pengelolaan sampah yang benar, mulai level rumah tangga, RT, RW hingga desa, sehingga meminimalisasi sampah. Di samping itu ada peningkatan ekonomi di Desa Manyingsal dari pengelolaan sampah organik dan anorganik, sehingga kondisi desa tersebut semakin membaik.

Disarikan dari wawancara Tim Pendamping Kegiatan Abdimas bertajuk “Implementasi Teknologi Pemanfaatan Sampah Secara Terintegrasi dan Berkesinambungan Berbasis Internet of Things (IoT) di Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang”, oleh Dr. Ir. Rosad MEH, M.Pd., MY., IPU., Asean.Eng., dan tim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *