Tel-U Digandeng PT Telkom Indonesia (Tbk) Ukur Carbon Stock

Tel-U Digandeng PT Telkom Indonesia (Tbk) Ukur Carbon Stock

Direktorat Center of Sustainability Telkom University (DCS Tel-U) digandeng PT Telkom Tbk. untuk melaksanakan pengukuran carbon stock di sejumlah daerah binaan PT Telkom. Kegiatan berlangsung dari Februari hingga Maret 2024 di 10 titik. Di antaranya di kampus Tel-U Bandung, Lebak, Kuningan, Garut, Malang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Cirebon, dan Semarang. Dua wilayah terakhir berupa hutan mangrove.

MENURUT Ketua DCS Tel-U, Dr. Runik Machfiroh, M.Pd., PT Telkom Tbk. melalui Environment Social Department (ESD) memiliki tanggung jawab soal lingkungan, yang di antaranya direalisasikan dengan mengukur carbon stock. “Mereka berkomitmen menjaga lingkungan di lingkup bisnisnya sebagai bagian dari keberlanjutan. Tel-U dipilih karena di sini pun ada unit khusus terkait keberlanjutan, yakni DCS. Kami pun sudah memenuhi kelayakan untuk mampu melakukan pengukuran carbon stock,” ungkapnya. Untuk memenuhi kelayakan dalam pengukuran carbon stock, Tel-U yang melibatkan banyak dosen dan mahasiswa sebelumnya melakukan workshop dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kegiatan workshop menghadirkan Project Management Unit Forect Carbon Partnership Facilities (FCPF) KLHK, Dr. I Wayan Susi Dharmawan.

“Pengukuran carbon stock ternyata ada standar-standar yang harus dipenuhi. Kami langsung belajar pada salah satu tim penyusun SNI untuk pengukuran carbon stock. Jadi, kami dianggap sudah memenuhi syarat untuk pengukuran carbon stock,” lanjut Runik. Sebagian lahan yang diukur carbon stocknya merupakan lahan kritis 82 yang belum lama direboisasi PT Telkom sebagai bentuk program CSR. Setelah pelaksanaan workshop secara daring pada bulan Februari, tim dosen dan mahasiswa melakukan pengukuran carbon stock di areal kampus Tel-U. Pelaksanaan pengukuran dilanjutkan setelah libur Idul Fitri. Tel-U pun turut membuatkan sistem aplikasi untuk pencatatan dan penghitungan carbon stock agar lebih efektif, efisien serta menarik dan mudah dibaca. Proses pengukuran di 10 titik dilakukan secara paralel selama dua minggu. “Tel-U cukup berkontribusi sebagai SDM pelaksana mulai dari dosen, pegawai, dan mahasiswa dalam pengukuran carbon stock. Kami disebut Carbon Ranger. Animo mahasiswa cukup antusias mengikuti kegiatan ini. Kami juga sharing knowledge dengan KLHK menyangkut pengukuran carbon stock dan membuatkan aplikasinya,” ujar Runik. Pengukuran carbon stock dilakukan secara berkala dengan tindak lanjutnya.

Bahkan, Tel-U sudah merencanakan melakukan sertifikasi pengukuran carbon stock dengan melaksanakan sertifikasi pengukuran carbon stock serta berkomunikasi dengan LSP. Tujuannya agar para Carbon Ranger di Tel-U lebih qualified ke depannya. Carbon stock sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan, terlebih bagi industri. Industri memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan dengan mengembalikan kondisi lingkungan di sekitar industri mereka agar menjadi lebih baik. Sebab, pengukuran carbon stock selalu dikaitkan dengan jumlah carbon footprint atau jumlah energi dan polusi yang dihasilkan sebuah industri. “Kami harap, pengukuran carbon stock akan membantu memenuhi persyaratan untuk kondisi lingkungan dan menjaga keberlanjutan. Selain itu, melalui pengukuran carbon stock kami menambah wawasan terkait lingkungan. Misalnya, pohon jenis apa yang dapat menambah jumlah serapan carbon stock, manajemen reboisasi, hingga mitigasi perubahan iklim lebih jauh. Intinya, melalui pengelolaan lingkungan, kami dapat berstrategi untuk keberlanjutan lingkungan ke depan,” ucap Runik menutup pembicaraan.