SIMBARRAYA, Sistem Informasi Manajemen Desa Wisata Digital

SIMBARRAYA, Sistem Informasi Manajemen Desa Wisata Digital

SEKTOR pariwisata di Kabupaten Bandung salah satu penyumbang pendapatan daerah. Oleh karena itu, Kabupaten Bandung hendak meningkatkan daya saing wisata melalui pengembangan 100 desa wisata. Terkait hal itu pengelolaan desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Bandung memerlukan sistem informasi pemutakhiran data terkini dan real time di tengah perkembangan cepat dunia pariwisata.

Maka, diperlukan inovasi yang dapat digunakan sebagai sistem informasi pencatatan, monitoring,
dan evaluasi kondisi desa wisata di Kabupaten Bandung. Terlebih, desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Bandung terbagi beberapa kategori, yaitu rintisan, berkembang, maju, dan mandiri.
Guna mengatasi hal itu, peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University (FEB Tel-U), Risris Rismayani, S.MB., S.Pd., M.M., dan tim, mengembangkan sebuah aplikasi berupa sistem informasi basis data terpadu pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya. Melalui skema riset Matching Fund Kedaireka tahun 2023, riset dilakukan dengan mitra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kebupaten Bandung. Bahkan kerja sama dilakukan tim peneliti Tel-U bersama dinas ini sejak tahun 2021.

Aplikasi bernama SIMBARRAYA itu berupa sebuah dashboard yang berisi informasi pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya yang menunjukkan informasi ketercapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Disbudpar, yaitu jumlah kunjungan, lama kunjungan (length of stay), dan jumlah belanja (expenditure) pada setiap desa wisata di Kabupaten Bandung untuk semua kategori rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. elalui aplikasi tersebut permasalahan pencatatan informasi yang saat ini masih dilakukan secara manual oleh dinas akan terselesaikan, lantaran sudah berbentuk digital, sehingga meningkatkan efisiensi evaluasi dan monitoring desa wisata oleh dinas, baik dari sisi tenaga, waktu, dan biaya.

Metode yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi adalah Rapid Application Development
(RAD) di mana proses pengembangannya singkat untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi dengan biaya yang rendah. Tahapan dari metode RAD adalah perencanaan kebutuhan, desain pengguna, konstruksi, dan peralihan sistem lama ke sistem baru

Kurun waktu yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi ini satu tahun dari awal identifikasi kebutuhan (requirement) hingga sosialisasi aplikasi versi beta terhadap stakeholder. Selama satu tahun riset, tim melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak dinas untuk mengidentifikasi kebutuhan yang melibatkan sejumlah stakeholder seperti desa wisata, industri, asosiasi, wisatawan hingga calon wisatawan. Hasil FGD menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan aplikasi SIMBARRAYA versi beta.

Kemudian, aplikasi diujicobakan serta diintegrasikan dengan website dinas eksisting. Tim peneliti pun melakukan sosialisasi aplikasi versi beta ke masing- masing stakeholder sekaligus untuk memutakhirkan data pariwisata. Aplikasi SIMBARRAYA menjadi langkah awal proses transformasi digital dalam manajemen desa wisata oleh Disbudpar Kabupaten Bandung di tahun 2024. Pemanfaatan data dan
informasi yang dihasilkan aplikasi SIMBARRAYA akan mendukung proses perancangan dan implementasi sistem tata kelola desa wisata berbasis digital. Sistem tata kelola berbasis digital bakal mendukung IKU Disbudpar, yaitu peningkatan efisiensi proses bisnis Disbudpar selaku mitra pada program riset skema Kedaireka ini.

Pada tahun 2025, program Rekacipta aplikasi SIMBARRAYA dapat difokuskan untuk mengevaluasi dan mengukur kinerja desa wisata Kabupaten Bandung sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan. Aplikasi ini dapat diperbarui informasinya oleh para stakeholder terkait, sehingga memudahkan Disbudpar mengevaluasi dan memonitor kondisi desa wisata dengan melihat kondisi kategori desa wisata tersebut. Apakah desa wisata yang dimonitoring konsisten, bertumbuh atau mengalami penurunan untuk setiap indikator pada kategori desa rintisan, berkembang, maju, dan mandiri?

Bagi tim peneliti atau perguruan tinggi, riset ini akan menunjukkan pencapaian IKU Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu pelibatan mahasiswa dalam proyek di desa, aktivitas dosen di luar kampus serta hasil inovasi dosen dapat digunakan masyarakat. Namun, manfaat utamanya adalah bagi mitra (Disbudpar Kabupaten Bandung), yakni meningkatkan efisiensi dalam monitoring dan evaluasi sistem informasi pengelolaan desa wisata.

Pasalnya, proses pencatatan informasi tidak perlu dilakukan secara manual, juga akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, lamanya kunjungan (length of stay), dan jumlah belanja (expenditure) wisatawan di desa wisata Kabupaten Bandung. Adapun manfaat intangible yang akan didapat dari penggunaan aplikasi ini adalah peningkatan perekonomian masyarakat, terutama di desa wisata Kabupaten Bandung, serta meningkatkan brand awareness desa wisata di Kabupaten Bandung maupun secara nasional ke depannya.

Disarikan dari Proposal Riset Matching Fund 2023 Kedaireka bertajuk “Pengembangan Aplikasi SIMBARRAYA (Sistem Informasi Basis Data Terpadu Pariwisata, Ekraft, dan Budaya ) di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebupaten Bandung” oleh Risris Rismayani, S. MB., S.Pd., M.M., dan tim

Profil Ketua Peneliti

RISRIS Rismayani, S.MB., S.Pd., M.M. adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Tel-U. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) dari Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) dalam Bidang Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) tahun 2005. Kemudian kembali menyelesaikan S1 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2007 pada Bidang Sastra Jepang. Untuk pendidikan Magister, Risris menyelesaikannya dari Institut Manajemen (IM) Telkom pada Bidang Manajemen di tahun 2012. Risris memiliki bidang keahlian Manajemen Strategi, Business Requirement Analyst (Perancangan Kebutuhan Sistem), IT Project Management (Implementasi Pengembangan Aplikasi). Dosen kelahiran Bandung ini pun sudah mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri menyangkut Manajemen dan Asesor Teknik seperti dari BNSP, TII, CRMS, dan lain-lain.

Ia sudah mengelola dana riset bekerja sama dengan BRIN, DRPM Kemenristek, Tel-U hingga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sejumlah karya ilmiahnya dipublikasikan di jurnal dan prosiding nasional maupun internasional. Risris juga telah menghasilkan 4 buku dalam Bidang Manajemen dan Aplikasi Buku Dagang yang diperuntukkan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, khususnya bagi pedagang pasar tradisional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *