Sharing Session Penulisan Paper Internasional Terindeks Aspek Kebaruan yang Utama
Menulis artikel ilmiah atau paper untuk masuk ke jurnal internasional terindeks memiliki aturan-aturan yang terkadang sulit diimplementasikan para penulis (author) pemula. Terlebih, para author yang juga dosen ini memiliki kesibukan yang luar biasa. Faktor utama dalam sebuah paper berkualitas sehingga dilirik jurnal internasional terindeks harus memiliki kontribusi kebaruan (novelty) bagi perkembangan sebuah keilmuan.
Hal ini menjadi salah satu penekanan pada “Sharing Session: Inspirasi & Tips Penulisan Paper Internasional Terindeks” yang berlangsung secara hybrid di kampus Tel-U Surabaya, Kamis (20/6). Menghadirkan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Informatika, Prof. Dr. Suyanto, M.Sc., kegiatan ini diikuti sejumlah dosen dari kampus Tel-U Bandung, Surabaya hingga Jakarta. “Sejak jenjang S1, saya sudah membaca sekitar 18 ribuan paper. Selain itu, saya baca buku teks meski tidak terlalu banyak, bahkan juga novel hingga ratusan. Dari membaca kita bisa mencari sesuatu yang baru atau novelty,” ungkapnya.
Menulis akan meningkatkan reputasi seseorang. Misalnya dengan menulis novel, karyanya akan dibaca ribuan, bahkan mungkin jutaan pembaca dan menginspirasi. Demikian juga ketika menulis paper di jurnal. Meski yang membaca mungkin hanya ratusan orang, namun akan meningkatkan reputasi,” ujar dosen yang juga menelurkan 3 novel mengenai perjalanannya dalam dunia tulis menulis berbagai artikel karya ilmiah ini.
Kiprah Suyanto dalam bidang keilmuan Informatika, khususnya Artificial Intelligent (AI), sudah teruji dan terbukti. Bahkan, ia pernah masuk dalam jajaran “2% Ilmuwan Dunia yang Paling Berpengaruh” versi Stanford University dan Elsevier BV OKtober 2021. Pendekatan yang digunakannya dalam menghasilkan banyak artikel ilmiah bereputasi justru banyak dihasilkan ketika masa Covid-19. Pada saat peneliti lain kesulitan mencari partner riset, Suyanto mengajak keluarganya untuk terlibat dalam salah satu riset dan publikasi yang mengantarkannya menjadi Guru Besar, yaitu tentang Swarm Intelligent bertajuk unik “Komodo Mlipir Algorithm (KMA)”.
“Ada tiga pihak yang berperan dalam menghasilkan paper berkualitas, yakni author, editor, dan reviewer. Author menulis paper yang bagus dan memiliki nilai-nilai kebaruan, editor yang mengedit paper serta reviewer yang me-review sebuah paper sehingga dapat dipublikasikan di jurnal. Editor dan reviewer akan membaca cepat dan melihat judul dulu,
karena mereka sibuk. Jika sudah ada kontribusi novelty, baru akan masuk ke abstract untuk melihat urgensinya, problem state, metode yang digunakan hingga kesimpulan. Jadi, reviewer akan melakukan one minute review. Jika tidak bagus akan langsung reject. Namun, jika paper lolos dari one minute review ini baru biasanya akan dilihat redaksionalnya,” lanjutnya.
Selain banyak menjelaskan tips menulis paper yang sudah dituangkan dalam novelnya, Suyanto turut mengupas peran Scopus AI yang dapat membantu mempercepat pencarian referensi artikel ilmiah yang berkualitas dan tidak terindikasi plagiarisme.
Kegiatan dibuka Wakil Rektor IV Bidang Riset dan Inovasi, Dr. Rina Pudji Astuti, M.T. “Sebagai dosen, kita perlu menjaga kinerja secara optimal untuk menjaga sustainability Tel-U. Semoga sharing session ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi serta menjadi strategi yang luar biasa dalam meningkatkan publikasi ilmiah. Terima kasih kepada semua peserta, baik dari kampus Bandung, Surabaya maupun Jakarta,” ujarnya