Prof. Indrawati, M.M., Ph.D: Follow The flow dan Lakukan yang Terbaik
TELKOM University (Tel-U) kembali melahirkan Guru Besar. Bahkan inilah Guru Besar pertama Bidang Sosio Humaniora dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Adalah Prof. Dra. Indrawati, M.M., Ph.D., yang ditetapkan sebagai Guru Besar Tel-U Bidang Digital Marketing oleh Kemendikbudristek sejak Juli 2023.
ITEMUI saya mengajar, Indrawati menceritakan garis besar kajian risetnya selama ini. “Dasarnya saya marketing. Dari marketing mix zaman Mc Carthy 4P (Price, Product, Place, Promotion) kemudian berkembang menjadi banyak P, saya fokus pada pengembangan product dan promotion, terutama communications-nya. Tapi yang digital, karena Tel-U core-nya di ICT, sehingga kental sekali aspek digitalnya. Jadi, yang saya teliti produk digital dan cara mengkomunikasikan produk tersebut secara digital pula atau digital marketing communication sebagai bagian dari promotion. Apalagi kami di bawah Telkom yang ‘King of Digital’,” ungkap dosen yang akrab disapa Bu Iin ini.
Iin yang mengajar di Program Studi Magister Manajemen FEB Tel-U menilai, perkembangan teknologi di era digital sangat cepat dibandingkan sebelumnya. Tengok saja, ketika teknologi mesin cetak ditemukan di zaman Renaissance tahun 1400-an, butuh waktu lama ke penemuan berikutnya di abad ke-16 dengan ditemukannya teleskop.
Menuju ke perkembangan selanjutnya, ada revolusi industri di Inggris tahun 1750-an dengan mesin uap milik James Watt. Kemudian, inovasi-inovasi teknologi mulai banyak di abad ke-19 seperti telegrap, telepon, dan lain-lain sampai abad ke-20.
“Nah, di abad 21 ini sudah muncul inovasi-inovasi mobile yang sangat cepat dan tidak dapat diprediksi. Bahkan, perkembangan teknologi rentangnya kini sudah tahunan, tidak lagi abad,” lanjutnya.
Seiring kemunculan berbagai produk dibutuhkan upaya untuk membuat produk tersebut agar digunakan (diadopsi), salah satunya dengan marketing. Jika pakar teknik adalah pembuat produk-produk teknologi, maka pakar marketing seperti Iin melihat seberapa besar adoption product atau pemanfaatan produk tersebut bagi manusia, sehingga produk yang dibuat dapat dipakai dan bermanfaat bagi manusia.
“Kami melihat seberapa besar adoption product tersebut, model komunikasi seperti apa yang harus digunakan, khususnya untuk adopsi produk berbasis teknologi. Saya mengembangkan model komunikasi digital, bagaimana sebuah produk dikomunikasikan sehingga diterima dan dipakai masyarakat. Terlebih saat ini orang memegang gadget sudah lebih dari 3 jam per hari. Maka, pola komunikasi yang dikembangkan juga ke arah sana,” katanya.
Iin memfokuskan risetnya pada model adopsi produk teknologi dan model komunikasi marketing digital. Salah satu risetnya yang fenomenal adalah penggunaan Model Unified Theory of Acceptance & Use of Technology (UTAUT) yang digunakan untuk memprediksi adopsi teknologi 3G pada sejumlah operator telekomunikasi di Indonesia.
Menurut Iin, ketika teknologi 3G Multimedia Message Services (MMS) diluncurkan tahun 2006 ternyata adopsinya di masyarakat tidak sesuai dengan target sejumlah operator telekomunikasi dan dikhawatirkan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Mengingat investasinya cukup besar dan ada izin frekuensi yang harus dibayar ke pemerintah oleh operator telekomunikasi, maka diperlukan kajian dari aspek marketing terkait adopsi teknologi 3G MMS.
Pada risetnya, Iin menggunakan berbagai teori dan model adopsi teknologi yang sudah ada seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), Technology Acceptance Model (TAM) hingga Model UTAUT. Dari beberapa model teori yang digunakan, Iin mengimplementasikan model UTAUT 2.
“Model ini dari luar dan tidak dapat langsung diimplementasikan di Indonesia, karena beda kultur, sosio-ekonomi, dan produknya. Tapi, model UTAUT dapat memprediksi perilaku konsumen pada produk teknologi cukup tinggi, hingga 70%. Sementara model-model lainnya hanya hingga sekitar 53%, termasuk model TAM yang merupakan teori adopsi teknologi terkenal dan banyak disitasi. Setiap riset itu kan harus ada novelty-nya, makanya saya menggunakan model UTAUT agar dapat diaplikasikan di Indonesia dengan menambahkan variabel-variabel lainnya. Jika cuma replikatif, tidak akan laku karena tidak ada sisi novelty-nya,” ujar pendiri Smart City Research Group di FEB Tel-U ini.
Iin sudah banyak melakukan riset dan publikasi dalam Bidang Digital Marketing, terutama model adopsi teknologi dan model komunikasi pemasaran digital, e-commerce, bahkan smart city. Sampai Oktober 2023, dia tercatat sudah mempublikasikan lebih dari 200 artikel yang dimuat dalam prosiding serta jurnal nasional dan internasional (44 artikel terindeks Scopus mulai Q4 – Q1), 225 artikel semi populer dalam media cetak dan elektronik, juga telah menerbitkan 12 buku yang berfokus pada metodologi penelitian, kota pintar, dan pemasaran digital.
Saat ini, Iin tengah memproses publikasi 3 buah buku –dalam proses percetakan di penerbit–. Ia juga memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebanyak 8 buah. Kegemaran menulis apapun yang mengusik otaknya membuat Iin sangat produktif menghasilkan karya. Tak hanya dalam bidang keilmuan manajemen yang menjadi fokusnya, namun juga berbagai hal yang terjadi di masyarakat. Bahkan berkat hobinya menulis, beberapa tulisannya pernah meraih juara pada lomba menulis esai tingkat nasional.
“Menulis bagi saya bukan pekerjaan, tapi juga hiburan. Bahkan dari lomba-lomba menulis itu tidak hanya mendapat hadiah, namun saya bisa bertemu pula dengan orang-orang baru. Seperti waktu menjuarai lomba menulis di Indosat, Kompas-Gramedia, saya bisa bertemu direkturnya, ngobrol, dan mengajak keluarga menerima yang berada di Fakultas Teknik Elektro
(FTE) Tel-U.
Pola pengajaran yang dilakukan bagi mahasiswa Iin di program MM Tel-U pun mengutamakan kolaborasi dengan industri. Hal ini untuk menjamin alumni yang dihasilkan memiliki kompetensi. Untuk yang memilih digital marketing misalnya, mereka memiliki kompetensi digital marketing tak hanya sebatas pengetahuan, namun juga dapat mengimplementasikannya di masyarakat.
“Memang dalam prosesnya cukup berat dan banyak kegiatan yang harus dilakukan, tetapi bukankah no pain no gain?” kata dosen tamu di MMU Malaysia, Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia, Universiti Malaysia Pahang (UMP), National Quemoy University (NQU) Taiwan, dan University GOA India itu seraya menambahkan, “Ada tiga mata kuliah saya yang tidak dapat dipisah, karena satu kesatuan dalam satu proyek besar, yaitu Perilaku Konsumen Individual, Perilaku Konsumen Bisnis serta bagaimana mengkomunikasikan digital marketing. Mahasiswa dibuat berkelompok. Mereka harus bekerja sama dengan industri dan melakukan POAC (Planning-Organizing-Actuating-Controling) untuk mengaktuasi perusahaan tersebut atau justru menciptakan start up. Meski di awal terasa berat, hal ini bisa berjalan dari tahun 2017 sampai sekarang. Lulusan pun mengakui cara pengajaran saya ternyata terpakai di industri oleh mereka. Bahkan, ada mahasiswa saya yang mengimplementasikan hal ini pada UMKM terkait digital marketing communication di Cirebon untuk melihat performansi UMKM tersebut.”
Iin mengakui, perjalanan kariernya sebagai akademisi dari tahun 1991 hingga saat ini tidak mudah. Banyak tantangan dan kekecewaan yang membuatnya harus bekerja keras. Namun, prinsipnya untuk selalu menjadi yang terbaik tak pernah pupus. Jerih payahnya berbuah manis dengan mendapatkan berbagai pengakuan.
Bagi Iin, mengajar adalah zona nyaman dan menulis adalah hiburan. Maka, dia tidak pernah menunda-nunda jika terlintas ide-ide di otak untuk riset maupun tulisan ilmiah. “Selain diskusi, jika ada yang menarik, maka saya capture dan cari beritanya. Kadang dalam satu waktu bisa menulis berbagai hal. Kadang inspirasi datang tiba-tiba, makanya saya gunakan HP untuk menyimpan ide-ide supaya tidak hilang. Jangan sampai di kemudian hari ada kekecewaan, karena tidak sempat mengeksekusinya dan keduluan orang lain. Saya ingin mengurangi kekecewaan seperti itu. Meski katanya nanti di yaumil akhir akan banyak orang yang kecewa kenapa saat di dunia tidak melakukan ini dan itu. Jika pun ada kekecewaan, kita harus tawakal, yang penting sudah berusaha sebaik mungkin dan menikmati prosesnya,” tandas ibu tiga anak itu.