Pelatihan Keuangan CoE Fokuskan NTF
Implementasi Center of Excellence (CoE) sebagai dukungan menuju National Entrepreneurial University menuntut setiap CoE mampu mengelola keuangan yang berpotensi menjadi sumber Non Tuition Fee (NTF). Sumber-sumber tersebut dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan dalam dharma Research Innovations, Business, and Community Services (RIBCS).
NTUK menyamakan persepsi dalam tata kelola administrasi dan keuangan, Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) menggelar “Build in Training Finance for CoE”, Selasa – Kamis (23-25/7). Kegiatan berlangsung di TULT dan Gedung A. “Riset dan publikasi Tel-U sudah kuat, namun aspek abdimas masih kecil, karena mungkin banyak yang tidak dilaporkan. Publikasi pun Tel-U masih banyak di tingkat nasional, maka harus ditingkatkan internasionalisasinya, salah satunya di Scopus. Untuk itu, kami ingin mengoptimalisasikan kinerja dengan memfokuskan semua elemen mulai fakultas, KK, CoE, serta semua Direktorat Bidang IV,” ujar Warek IV Bidang Riset dan Inovasi, Dr. Rina Pudji Astuti, M.T., dalam pembukaannya.
Pembicara pertama hadir Kepala Bagian Penelitian Tel-U, Dr. Eng. Faisal Budiman, M.Sc., yang memaparkan Wilayah Kerja Bidang IV dan Alur Proses Penelitian, Abdimas, Pelatihan, Proyek, Conference, dan lain-lain. “Pada pelatihan keuangan ini, NTF menjadi fokus utama. Untuk NTF, inisiatornya bisa personal, CoE, KK, fakultas hingga direktorat. Namun, inisiator harus berkoordinasi dengan direktorat terkait ketika mendapatkan sumber NTF apa pun bentuk kegiatannya. Untuk pengakuan pendapatan akan melekat pada inisiator atau CoE,” ujar Faisal. Koordinasi antara CoE dengan direktorat terkait, menurut Faisal, dimaksudkan untuk tiga tujuan. Pertama, membuat data terpusat dan tercatat sesuai tempatnya untuk memudahkan akreditasi. Kedua, memudahkan tata kelola administrasi dan keuangan, terutama ketika menghadapi audit. Ketiga, semua kegiatan di Tel-U akan terkawal dengan baik.
“Salah satu penyebab jumlah Abdimas masih rendah karena mungkin sistem pelaporan saat ini belum satu pintu. Makanya, setiap kegiatan yang dilakukan tolong diinformasikan dan dikoordinasikan dengan direktorat terkait. Misalnya, kegiatan sertifikasi, konsultansi, seminar nasional/ event akademik itu dengan SPIO. Atau kegiatan abdimas, conference, dan lain-lain dengan PPM,” lanjutnya.
Pada alur proses input kegiatan CoE, Faisal menjelaskan, apa saja yang harus dilakukan setelah inisiator memperoleh sumber NTF. Setelah berkoordinasi dengan direktorat terkait, dilakukan pendampingan untuk pembuatan kontrak. Kemudian, inisiator dan direktorat terkait bersama-sama memonitoring dan evaluasi terkait penyelesaian pekerjaan dari pemberi dana.
Setelah itu, direktorat terkait melakukan evaluasi keterselesaian kegiatan serta administrasi dan keuangannya. Terakhir, direktorat terkait membuatkan SK pencatatan NTF yang nantinya dapat digunakan sebagai Tel-U Poin serta SK untuk pencatatan dalam sistem penilaian kinerja. Jadi, intinya semua kegiatan yang dilakukan setiap CoE harus jelas pelaporannya serta tercatat.
Selain dari PPM, pemateri hadir dari Direktorat Keuangan dan Direktorat Asset & Sustainability yang menjelaskan aturan SPPD, pertanggungan keuangan, perpajakan, anggaran, aturan NTF dan Modul NTF, pertanggungan internal, pertanggungan APBN serta aturan pengadaan. Kegiatan dihadiri semua perwakilan 29 CoE yang ada di Tel-U.