LOTUS: Sajikan Sejarah dengan Teknologi

LOTUS: Sajikan Sejarah dengan Teknologi

Minat generasi muda untuk mengetahui sejarah budaya bangsanya kian tergerus arus westernisasi dan globalisasi yang gencar dipaparkan melalui gadget dan teknologi terkini. Kondisi ini turut didukung dengan berbagai artefak sejarah yang mulai hancur, bahkan banyak yang sudah raib tanpa jejak. Upaya meningkatkan minat pengetahuan sejarah melalui museum pun tidak banyak menolong. Terbukti jumlah kunjungan ke museum terbilang rendah ketimbang ke mall, bioskop, dan pusat hiburan lain.

Hal serupa dialami salah satu pusat budaya dan sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki areal lebih dari 25 ha. Bahkan, Generasi Z (Gen Z) tidak banyak yang mengetahui sejarah salah satu keraton tertua di Indonesia itu.

Oleh karena itu, Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) sebagai yayasan keluarga yang mengelola keraton dan seluruh artefak di dalamnya berusaha mengubah paradigma ini melalui kerja sama riset bersama Telkom University (Tel-U). Melalui skema Kedaireka sejak tahun 2023, kerja sama riset yang dipimpin dosen Fakultas Ilmu Terapan (FIT), Dr. Ersy Ervina, S.Sos., M.M. Par., dan timnya berhasil membuat purwarupa teknologi bernama LOTUS (Lorong Waktu Sejarah)

LOTUS merupakan konsep wahana atraksi wisata sejarah yang dikembangkan berupa video berbasis Artificial Intelligent (AI) untuk pembuatan karakter, gerak, suara, dan gambar. Melalui AI, tim riset mampu menghidupkan karakter tokoh sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon dalam bentuk video. Video atraksi yang disuguhkan dalam CAVE Automatic Virtual Environment ini ditampilkan secara 3D, sehingga penonton bakal merasa terlibat di dalamnya.

LOTUS sudah menghasilkan dua video berupa film pendek yang mengisahkan Sultan Sepuh Cirebon ke-5, yaitu Sultan Syafiudin Matangaji atau yang dikenal dengan Sultan Matangaji. Sultan Matangaji adalah salah satu Pangeran Kasepuhan Cirebon yang hidup di abad ke-17. Ia disebut Sultan Matangaji karena kemampuan agamanya (mengaji) yang sudah khatam. Ia pun sangat berani dalam menentang penjajahan kolonial Belanda melalui VOC di wilayah Cirebon. Bahkan, judul film pendek yang sudah diproduksi LOTUS ihwal Sultan Matangaji ini bertajuk “The Mad Sultan” yang menceritakan Perang Kedondong antara rakyat Cirebon yang dipimpin Sultan Matangaji melawan VOC. Purwarupa LOTUS yang
diluncurkan tanggal 20 Desember 2023 diimplementasikan pada ruangan berukuran 3 x 5 meter. Proses pembuatannya menghabiskan waktu sekitar tiga bulan.

Sebelumnya, tim riset melakukan survey ke Keraton Kasepuhan Cirebon dan menggali bermacam data untuk memvisualisasikan karakter Sultan Matangaji, termasuk faktor-faktor pendukung lain seperti artefak pakaian khas Cirebon, tempat-tempat terkait sejarah di Cirebon, dan lain-lain. Sebab, hingga saat ini belum ada foto jelas yang diakui secara otentik sebagai perwujudan Sultan Matangaji.

Maka, tim riset memvisualisasikan karakter Sultan Matangaji berdasarkan foto-foto garis keturunan beberapa Sultan Kasepuhan Cirebon mulai sultan ke-11 hingga ke-14. Selain itu, berdasarkan keterangan kerabat dan keluarga, garis keturunan Sultan Matangaji memiliki darah Cina dan Arab. Data yang terkumpul mulai kontur muka dan ekspresi serta mengambil narasi histori dari sejarawan maupun kerabat Keraton Kasepuhan Cirebon dipergunakan untuk mempelajari sifat dan karakter Sultan Matangaji, hingga mengambil foto-foto artefak sejarah seperti pakaian perang, pedang, tombak, dan lain-lain. Setelah terkumpul dan divalidasi dengan pihak keraton, semua data itu kemudian diolah dengan machine learning dan AI yang dibuat secara customize.

Terakhir, video hyper realistic dibuat sebagai konten CAVE purwarupa LOTUS yang memiliki tiga layar yang terpetakan secara terpisah. Masing-masing layar menampilkan konten yang berkaitan untuk memunculkan pengalaman baru bagi pengunjung, sehingga mereka seakan-akan berada langsung di dalam konten. Visualisasi sejarah sangat penting, lantaran kebanyakan orang lebih suka melihat gambar dan video ketimbang harus membaca.

Selain mewujudkan visualisasi karakter untuk film, tim riset juga merancang alur cerita (storyboard) untuk membuat film sangat menarik, sehingga akan membuat penonton tertarik. Maka, dipilihlah setting Perang Kedondong yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Matangaji.
Visualisasinya menggunakan teknologi AI, karena karakter yang dihasilkan sangat mirip dengan manusia, tidak seperti animasi. Salah satu tantangan terbesar pada riset ini adalah saat pengumpulan data, sebab banyak artefak yang ada di museum Keraton Kasepuhan Cirebon sudah hancur.

Alhasil, upaya digitalisasi pada sejumlah artefak sejarah di museum sangat penting. Kendati upaya restorasi sudah dilakukan pengelola museum, namun belum maksimal karena mahal dan butuh teknologi. Alhasil, masih ada beberapa artefak yang tidak sempat terselamatkan dan hancur. Selain menghilangkan aspek sejarah, artefak yang hancur juga tidak menarik minat pengunjung museum.

Selain bermitra dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, tim riset Tel-U bekerja sama dengan mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), yakni PT Grhayasa Nusa Citra Estima (GNCE) yang membantu dalam hal networking, pengembangan teknologi, dan pembuatan storyboard. Tidak hanya sampai di situ, tim dosen Tel-U pun melanjutkan kerja sama pengembangan digitalisasi keraton.

Dalam hal ini, tim riset Tel-U bekerja sama dengan komunitas Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara (FSKN) yang menaungi keraton-keraton di Indonesia. Komunitas ini diinisiasi salah satu pangeran Keraton Kasepuhan Cirebon dan saat ini diketuai keraton dari Makassar.

Tahun 2024, LOTUS kembali mendapat pendanaan skema Kedaireka dengan fokus monetisasi produk. Maka, LOTUS akan diimplementasikan dengan tiga layar besar untuk pemutaran video 3D berbasis AI di salah satu ruangan museum Keraton Kasepuhan Cirebon seluas 14 x 30 meter. Tujuannya meningkatkan jumlah kunjungan pada museum yang kini masih rendah.

Selain dipercaya untuk mengimplementasikan konsep LOTUS di museum, tim riset Tel-U juga dipercaya untuk mendigitalisasi sistem ticketing dan meningkatkan marketing pada museum dan kawasan sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon. Tak pelak, ini menjadi peluang kerja sama lanjutan yang dapat dilakukan tim Tel-U untuk kegiatan riset maupun abdimas lain yang akan dikerjakan Center of Excellence (CoE) Smart Tourism and Hospitality.

Konsep wahana atraksi LOTUS yang akan diimplementasikan di museum Keraton Kasepuhan Cirebon terus dikembangkan tim riset Tel-U. Mulai proses renovasi ruang museum yang akan digunakan, pembuatan maket dan denah ruangan hingga seting penempatan layar guna menayangkan video sejarah. Selain itu, ada bagian untuk menyimpan display atau keterangan terkait video yang akan ditampilkan mengenai sejarah Sultan Matangaji dan Keraton Kasepuhan Cirebon serta ruangan coffee shop hingga toko souvenir yang dapat dibeli pengunjung.

Disarikan dari wawancara mengenai Riset Skema Kedaireka tahun 2023 bertajuk “LOTUS (Lorong Waktu Sejarah)” oleh Dr. Ersy Ervina, S.Sos., M.M.Par. dan tim.

Profil Ketua Peneliti

Doktor (Dr.) Ersy Ervina, S.Sos., M.M.Par., merupakan dosen Program Studi Perhotelan pada Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Telkom University (Tel-U) sejak tahun 2014. Ia menyelesaikan pendidikan Diploma dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (National Hotel Institute-NHI) tahun 2001. Kemudian, pendidikan Sarjana pada bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta pada tahun 2004. Ersy menyelesaikan studi
Magisternya dari STP NHI Bandung dalam Bidang Tourism Management tahun 2013. Sementara pendidikan Doktoral-nya diraih tahun 2022 dari Universitas Udayana Bali dalam bidang Tourism and Hospitality.

Saat ini, Ersy aktif di Center of Excellence (CoE) Smart Tourism and Hospitality FIT Tel-U serta banyak melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang Tourism dan Perhotelan.
Menurut dia, banyak aspek pariwisata di satu daerah atau kawasan, seperti Keraton Kasepuhan Cirebon, yang dapat dijadikan peluang menuju komersialisasi. Termasuk aspek sejarah yang dapat dijual untuk dinikmati masyarakat dengan sentuhan teknologi. “Ke depan, kami ingin ada paket-paket wisata yang mengangkat sejarah dan budaya dengan sistem terintegrasi. Sebagai langkah awal, kami mulai di Keraton Kasepuhan Cirebon. Kami senang sekali pihak Keraton, terutama Pangeran, sangat mendukung program ini. Sebab, hingga kini digitalisasi keraton belum banyak disentuh. Maka, kami dari akademisi ikut membantu menjembatani dan mewujudkan hal itu,” ujarnya.

Sebelum berkarier sebagai dosen, Ersy sudah malang melintang di dunia profesional industri pariwisata dan hospitality sejak tahun 2002 hingga 2014.