EDUKASI PENGELOLAAN JELANTAH: Bank Jelantah

EDUKASI PENGELOLAAN JELANTAH: Bank Jelantah

Tim pengabdian masyarakat Fakultas Industri Kreatif yang diketuai oleh Dr Runik M pada tanggal 6 November 2021 di Gedung Serbaguna RT 4 RW 8 Cipadung Kulon Panyileukan Kota Bandung telah melakukan edukasi pemanfaatan jelantah (sampah minyak goreng/bekas) kepada komunitas buah dan sayur.  Edukasi pemafaatan jelantah (minyak goreng bekas) menjadi  Langkah awal sebelum ke tahap selanjutnya yaitu melakukan pengolahan dari minyak jelantah.

 

Gambar 1: Edukasi Bahaya Penggunaan dan Membuang Jelantah

Sumber : Penulis

 

Pengabdian ini merupakan kelanjutan dari pengabdian pada tahap sebelumnya, poin utama bertema pengolahan sampah. Pengelolaan sampah organik yang dibuat menjadi kursi dan pot. Pada tahap ini masuk dalam pengelolaan sampah minyak. Sampah minyak atau sering dikatakan jelantah, ternyata berbahaya untuk kelanjutan hidup biota laut ataupun manusia. Ternyata, 1 liter jelantah dapat mencemari dan menutup permukaan air sebanyak 10 liter ton air. Artinya, biota air dan laut tidak mendapatkan oksigen karena permukaan air tertutup minyak. Namun, jelantah ini berbahaya juga untuk dikonsumsi apabila dalam waktu yang lama dengan kuantitas yang banyak. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat kali ini kami melakukan tahap edukasi terkait bahaya mengkonsumsi jelantah dan membuang jelantah sembarangan.

Edukasi menjadi tahap awal yang penting sebelum mengelola jelantah tersebut. Hal ini mengapa? Karena, 90% anggota komunitas sayur adalah berumur  40 tahun dan minyak jelantah sering digunakan/dikonsumsi sampai 3 kali. Artinya, hanya sedikit jelantah yang dihasilkan kadang setiap orang tidak memiliki sisa minyak dan langsung dibuang ke selokan. Pengabdian ini bukan hanya edukasi saja tetapi dilakukan pelatihan bagaimana membuat tempat penyaringan minyak untuk setiap rumah dan tempat penyaringan di bank jelantah.

Pelatihan ini menggunakan berbagai alat seperti alumunium foil, saringan, kaleng bekas dan drum bekas serta woll soil. Bahan tersebut dirangkai yaitu corong alumunim foil di masukkan ke dalam kaleng bekas yang sudah bersih dan diberi lubang. Setelah itu, corong diberikan woll foil sebagai penyaring kedua setelah ada dari penyaring pertama.  Pelatihan pembuatan penyaring ini dilakukan oleh bapak Teddy dari FIK Seni Rupa. Pelatihan ini menjadi langkah awal untuk mengedukasi warga untuk mengumpulkan jelantah dan dikumpulir terlebih dahulu sebelum dijual ataupun diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Kegiatan selanjutnya, pembuatan lilin aromatheraphy dari minyak jelantah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *