E-Selamat, E-Laman hati,E-Buruan Sae: Bantu Digitalisasi Program Pemerintah

E-Selamat, E-Laman hati,E-Buruan Sae: Bantu Digitalisasi Program Pemerintah

Riset perguruan tinggi tidak selalu berakhir hanya di publikasi, namun sangat memungkinkan dapat digunakan masyarakat. Itulah tujuan utama perguruan tinggi, yakni menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat. Hal itu disadari Telkom University (Tel-U) yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

BANYAK hasil riset dan inovasi yang menarik serta ternyata dapat diimplementasikan, sehingga memudahkan aktivitas masyarakat. Salah satunya dilakukan Rahmat Yasirandi, S.T.,M.T., Ph.D.IT dan tim peneliti dari CoE in Assesment and Application of Technological Innovation for Society (CAATIS). Sejak beberapa tahun terakhir, Tel-U menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung melalui berbagai kegiatan antara CAATIS dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Sudah banyak sistem aplikasi berbasis mobile maupun website yang dibangun untuk mendukung program pemerintah menuju digitalisasi. Mulai dari E-Buruan Sae yang merupakan digitalisasi Program Buruan Sae. Program ini digalakkan pemerintah mulai tingkat RT/RW dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong di masyarakat untuk mendukung ketahanan dan kemandirian pangan masyarakat dengan urban farming.

Program Buruan Sae yang dilakukan kader-kader penggerak di masyarakat (PKK atau Karang Taruna) sudah membuahkan banyak hasil pertanian yang dapat membantu kebutuhan masyarakat tanpa harus tergantung harga pasar. Adapun Tim dari Tel-U membantu program digitalisasi untuk sistem pencatatan hasil panen Buruan Sae pada lebih dari 500 kelompok kebun di Kota Bandung, termasuk pendistribusian pupuk dan hasil panen. Kerja sama riset ini sudah berjalan 4 tahun sejak tahun 2020. Bahkan dari program ini Pemerintah Kota Bandung mampu meraih penghargaan Prize Milan Pact Award (MPA) Special Mention Food Production dalam The 8th Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) Global Forum Tahun 2022 silam. Program pemerintah selanjutnya yang mendapat sentuhan digitalisasi dari tim pimpinan Rahmat adalah Aplikasi E-Selamat (Sehat, Layak, Makin Tenang) untuk pencatatan hewan kurban yang akan dibeli masyarakat. Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan masyarakat mengecek hewan-hewan kurban yang akan dibeli dengan melihat data antemortem hewan yang sudah didata petugas DKPP. Melalui Program Selamat, Pemkot Bandung ingin menjamin masyarakat yang hendak membeli hewan kurban memperoleh hewan yang tidak hanya sehat namun juga layak secara syariat.

Pembuatan aplikasi E-Selamat bermula saat Covid-19 tahun 2020, di mana petugas kesulitan mendata hewan hewan kurban secara manual, sehingga muncul ide untuk melakukan pencatatan secara digital. Jika sebelumnya hewan kurban hanya dipasang kalung nomor, maka dengan aplikasi ini setiap hewan kurban harus memiliki barcode yang ketika di-tag atau di-scan akan muncul semua informasi data antemortem hewan tersebut. Mulai foto hewan secara komprehensif, data umur, riwayat penyakit, kondisi kesehatan, asal hewan dan lain-lain, sehingga calon konsumen tidak akan tertipu. Setiap tahun data informasi pencatatan hewan pada aplikasi E-Selamat terus bertambah, mulai sekitar 5.000 ekor di tahun 1, 7.000 ekor di tahun 2, 18 ribu ekor di tahun 3 hingga target tahun ini hewan yang tercatat di aplikasi E-Selamat sebanyak 30 ribu ekor. Semua data informasi antemortem hewan kurban yang tercatat di E-Selamat sudah terverifikasi oleh Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Fitur-fitur yang ada pada aplikasi E-Selamat pun selalu diperbarui setiap tahun. Salah satunya informasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang beberapa waktu lalu banyak diidap hewan kurban. Aplikasi E-Selamat juga sudah dapat diunduh secara gratis di Google Playstore, dengan harapan semakin banyak masyarakat yang menggunakannya, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. Aplikasi E-Selamat sudah membantu memudahkan petugas DKPP dalam pencatatan hewan kurban. Saat ini, tim periset sedang gencar mempromosikan aplikasi ini agar lebih banyak digunakan masyarakat sebagai calon konsumen hewan kurban melalui Center of Excellence (CoE) Center for Assessment and Application of Technological Innovation for Society (CAATIS). Kemudian, tengah dilakukan riset untuk melihat tren data analytics terkait pola masyarakat dalam menggunakan aplikasi ini. Aplikasi terbaru yang sudah dibuat Tim Rahmat bersama CoE CAATIS bernama E-Laman Hati yang juga berasal dari proyek Pemkot Bandung yang ingin mendata persebaran hewan peliharaan maupun hewan liar di samping hewan ternak. Sebab, banyak kasus hewan liar yang meresahkan masyarakat dan dikhawatirkan membawa penyakit.

Melalui E-Laman Hati, para pecinta binatang dapat mendaftarkan hewan peliharaan maupun hewan liar yang ditemukan ke DKPP dan mendapatkan fasilitas vaksinasi gratis pada klinik kesehatan yang sudah bekerja sama dengan pemerintah setiap tahunnya. Aplikasi ini juga digunakan pemerintah untuk menekan populasi hewan liar di Kota Bandung dengan pendataan. Bahkan, pendataan hewan liar maupun hewan peliharaan ke depannya akan diintegrasikan dalam sistem pencatatan KK oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Tak hanya membantu masyarakat, aplikasi aplikasi digitalisasi akan memudahkan petugas dari DKPP ketika melakukan pendataan. Melalui aplikasi aplikasi ini akan terlihat kinerja petugas dinas dalam melakukan pencatatan, baik pencatatan hasil panen Buruan Sae, hewan kurban hingga populasi hewan peliharaan dan liar di Kota Bandung. Setelah petugas dinas melaksanakan kinerjanya, aplikasi juga gencar dipromosikan ke masyarakat. Bahkan, melalui CAATIS, Tel-U sudah menjalin kerja sama untuk menggunakan pasokan hasil pertanian Buruan Sae di sejumlah cafe di dalam kampus, seperti Lakeside Café, Literasi Café, dan Lakeside Fit+. Disarikan dari hasil wawancara “Inovasi Riset Pengembangan E-Buruan Sae, E-Selamat, dan E-Laman Hati” karya Rahmat Yasirandi dan tim

Profil Ketua Peneliti

RAHMAT Yasirandi merupakan dosen S1 Teknologi Informasi, Fakultas Informatika (FIF), Telkom University (Tel-U) sejak tahun 2020. Ia menyelesaikan pendidikan S1-nya dari Tel-U pada Prodi Teknik Informatika tahun 2013. Selanjutnya, rahmat melanjutkan studi S2 opsi Teknologi Informasi, STEI, ITB pada 2016. Sementara gelar Ph.D. in IT sedang diupayakan untuk thesis defense di semester akhir genap 2024 ini di School of Information Technology, King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang, Thailand.

Memiliki research field pada Bidang IS/IT, terutama Innovation Adoption, Customer Satisfaction, dan User Acceptance, Rahmat menyukai riset-riset inovatif bagi masyarakat. Sudah banyak sistem aplikasi berbasis mobile maupun website yang diciptakan bersama mahasiswanya. Sebab, “Kami sebagai dosen harus buat sesuatu sesuai bidangnya. Jadi, ada legacy yang tertinggal dan bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun penting juga bagi kami memiliki publikasi publikasi yang berkualitas, tapi ketika ditanya, apa yang sudah Anda buat? Kami bisa menjawab, silakan cek melalui rating dan jumlah download di playstore, sudah sejauh mana tingkat penerimaan masyarakat?” tutur anggota Asosiasi Masyarakat Transformasi Digital dan Pemanfaatan Teknologi Informasi (MATRADIPTI) ini.

Sejak tahun 2024, ia dipercaya menjadi Head of CAATIS, salah satu Center of Excellence (CoE) di lingkungan Tel-U yang bersifat multidisiplin keilmuan. Menurutnya, hal ini menarik karena dapat meyakinkan masyarakat ketika akan bekerja sama. “Kami ingin menjadikan CAATIS sebagai one stop services ketika ada mitra eksternal (pemerintah maupun swasta) yang ingin bekerja sama agar tidak ke mana-mana lagi, cukup ke Tel-U. Jadi, apa yang kami lakukan sebagai dosen harus berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh sasaran masyarakat. Makanya, ujungnya CAATIS adalah ‘for Society’, untuk masyarakat. Selain ke masyarakat luar, kami pun lihat dulu di internal dan sekitar kampus, apa yang masih harus dibenahi, kami akan bantu. Contohnya pengembangan aplikasi My-TucTuc sebagai sub aplikasi dari MyTelU. Kami pun tidak harus selalu mengukur keberhasilan riset itu dengan nilai uang, tapi yang penting ada tingkat kepuasan atau satisfaction bagi penggunanya,” tandasnya