
Dakol Connection Jembatan Entrepreneurship Alumni
TELKOM University (Tel-U) memiliki visi menjadi Global Entrepreneurial University, sehingga mengarahkan semua proses bisnisnya untuk mencapai visi dan misi tersebut. Termasuk meningkatkan wawasan mahasiswa yang berminat pada dunia bisnis melalui sejumlah talkshow terkait entrepreneurship dengan menghadirkan narasumber narasumber entrepreneur. Banyak alumni Tel-U yang sukses menjadi entrepreneur dalam berbagai bidang. Kini, para alumni pengusaha tersebut hadir dalam wadah Dakol Connection yang diluncurkan, Rabu (4/12) di Gedung Damar

BISNIS tidak hanya mengejar target perusahaan, namun kami ingin berkontribusi lebih dalam hal lain,” ujar Ketua Dakol Connection yang juga CEO POCA Group, Agus Sophian. Dakol Connection memiliki tiga pilar kegiatan, yakni bisnis dan inovasi, internal connection, dan external connection. Wadah ini berupaya menjembatani semua alumni yang bergerak dalam bisnis agar saling terhubung dan dapat membantu meningkatkan ekosistem entrepreneurship di Tel-U.
Rektor Tel-U, Prof. Dr. Adiwijaya, M.Si., dan Ketua Dakol Connection, Agus Sophian, meresmikan Dakol Connection dalam talkshow “Ignite The Future Entrepreneurial Power Talk” di lokasi yang sama. “Semakin banyak entrepreneur, maka akan semakin maju sebuah negara. Hal ini juga sesuai dengan visi Tel-U menjadi Global Entrepreneurial University, sehingga kami tidak hanya dapat berkontribusi dalam bidang pendidikan namun juga ekonomi,” ujar Adiwijaya dalam sambutannya.

Sejumlah pebisnis hadir dan memaparkan tips dan trik serta strateginya dalam bisnis mereka. Antara lain CEO Bluebird, Adrianto Jokosoetono; Owner Bebek Kaleyo, Hendri Prabowo; dan President Commisioner Bersama Digital Data Center, Setyanto Hantoro. Ketiga narasumber dimoderatori Sekjen Dakol Connection, Ferdian Brillian.
Masing-masing pembicara memaparkan strategi bisnisnya hingga cara bertahan dalam kondisi terpuruk akibat persaingan maupun masa pandemi. “Era disrupsi turut memberi tantangan dalam layanan transportasi Blue Bird. Kami melakukan transformasi sejak tahun 2016 dengan 3M, yakni Multi Payment, Multi Product, dan Multi Channel. Perbarui aplikasi dan gunakan teknologi, bahkan AI. Saat pandemi kami sempat terpuruk.
Kami membuat layanan baru untuk antar penumpang covid dengan mengutamakan hygine mobility, agility, hingga antar barang. Kami juga meningkatkan training dan human connection. Kini, di triwulan 3 tahun 2024, pertumbuhan keuntungan kami sudah di atas 40%,” papar Adrianto Jokosoetono.
Sementara Hendri Prabowo yang sudah berbisnis kuliner selama 17 tahun mengungkapkan, untuk bisnis harus cocok dengan kepribadian dan tentukan tujuan bisnis, yakni financial free dan time free. Ia menambahkan, “Buat perencanaan bisnis yang baik, sehingga meski awalnya bisnis sekelas tenda kaki lima, tapi bisa membesar,” lanjutnya.
Terakhir, Setyanto Hantoro yang awalnya bekerja di PT Telkom memutuskan berbisnis dalam Bidang Data center, karena tertarik dengan dunia investasi. Ia memulai bisnisnya dari Software House, meski sempat mengalami kebangkrutan beberapa kali. Namun berkat kepiawaiannya dalam berinvestasi, ia dapat menjalankan bisnisnya dalam bidang data center selama 3 tahun hingga saat ini. Selesai talkshow, Dakol Connection melanjutkan kegiatan dengan meresmikan struktur organisasi pengurusnya.