KOBO Smart E-Locker: Kotak Penyimpan Aman Berbasis RFID
Fasilitas ruang penyimpanan atau locker sudah menjadi kebutuhan di berbagai tempat umum. Locker yang terkunci dapat menjadi tempat penyimpanan barang yang aman, nyaman, dan tidak perlu repot-repot dijaga. Biasanya fasilitas locker ada di ruang-ruang publik yang ramai pengunjung, seperti mall, sarana olah raga GOR atau kolam renang, bahkan perpustakaan.
Seperti di tempat-tempat lain, Telkom University (Tel-U) yang memiliki jumlah mahasiswa puluhan ribu juga membutuhkan fasilitas locker yang aman dan nyaman. Salah satunya di Open Library, di mana mahasiswa datang untuk meminjam buku atau mencari referensi untuk tugas-tugas mereka. Locker menjadi ruang penyimpanan yang aman dan nyaman bagi mereka, meski berada di luar area perpustakaan, karena terkunci rapat.
Selain kebutuhan untuk penyimpanan yang aman, Tel-U pernah dihadapkan pada kondisi di mana sejumlah locker yang ada di salah satu fakultasnya tidak dapat dipakai, lantaran seringnya kunci locker hilang. Alhasil, muncul ide membuat locker yang lebih efektif dan tidak memerlukan kunci untuk penggunaannya atau disebut Smart E-Locker. Ide ini mulai muncul tahun 2019 di Bandung Techno Park (BTP). Sayangnya pandemi Covid-19 menunda pelaksanaan riset ini hingga tahun 2021 ketika new normal sudah berlaku.
Maka, proses riset dan pembuatan Smart E-Locker dilanjutkan oleh tim BTP yang dikoordinatori Donny Rhomanzah, S.T., bersama dua peneliti lainnya : Zami’at Rakhman, S.T., dan M. A. Latif, S.T. Inovasi ini kemudian disebut KOBO Smart E-Locker. Saat itu juga ada permintaan locker khusus untuk area Co-Working Space bagi para tenant di BTP.
Awalnya riset pembuatan KOBO Smart E-Locker berasal dari dana riset internal BTP untuk versi pertama. Kemudian produk inovasi ini dikerjasamakan dengan Direktorat Aset dan Sustainability (ASUS)(dahulu Direktorat Aset dan Logistik mengingat direktorat ini memiliki kebutuhan terhadap KOBO Smart E-Locker untuk penyimpanan barang pegawainya.
Untuk menjalankan proyek kolaborasi ini, maka satu personel dari Direktorat ASUS, Belian T, S.T., ditambahkan ke tim riset KOBO Smart E-Locker. Pembuatan KOBO Smart E-Locker dari
tahun 2022 hingga saat ini sudah mencapai versi ketiga dari pengembangan yang dilakukan. Setelah dikerjasamakan dengan Direktorat ASUS, KOBO Smart E-Locker pun dipakai di Unit Open Library (Open-Lib) atau Perpustakaan Tel-U. Tercatat ada enam unit KOBO Smart E-Locker digunakan di kawasan Tel-U : masing-masing satu di BTP dan Direktorat ASUS serta empat di Open-Lib.
Meski penggunaan locker konvensional masih ada di beberapa lokasi, namun keberadaan KOBO Smart E-Locker menjadi bukti bahwa Tel-U mampu mengembangkan produk sesuai dengan core business-nya sebagai kampus berbasis Information and Communication Technology (ICT). Saat ini, KOBO Smart E-Locker diproduksi berdasarkan kebutuhan (on demand) user sambil terus dilakukan perbaikan berdasakan feedback dari user serta kondisi penggunaan di lapangan.
KOBO Smart E-Locker memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan locker penyimpanan konvensional berbasis kunci. Salah satunya adalah penggunaan kartu identitas berbasis Radio Frequency Identification (RFID) sebagai kunci akses untuk menggunakan KOBO Smart E-Locker. Pada locker konvensional berbasis kunci, penggunaan kunci konvensional terkadang menyulitkan, lantaran rawan hilang dan rusak. Aktivitas penggunaan locker konvensional juga sulit untuk dicatat secara terperinci.
Jadi, untuk membuka KOBO Smart E-Locker dapat menggunakan kartu mahasiswa atau kartu pegawai Tel-U yang sudah disisipkan RFID di dalamnya. Selain itu, segala aktivitas penggunaan KOBO Smart E-Locker tercatat secara komputerisasi, karena terhubung langsung dengan data center PuTI. Seandainya KOBO Smart E-Locker akan dipakai pihak luar, maka produk tinggal di-deploy dan dihubungkan ke server yang digunakan user.
Sebelum pembuatannya, tim telah melakukan benchmarking ke beberapa produk E-Locker serupa yang sudah ada di pasaran atau digunakan. Salah satunya pada platform penyewaan loker PopBox yang Foto.Dok.DK
terdapat di beberapa area publik. Untuk menekan harga produksi, KOBO Smart E-Locker dibuat dengan arsitektur dan komponen-komponen khusus, sehingga dapat menghasilkan performa yang baik namun dengan harga pembuatan yang jauh lebih murah dari produk sejenis. Mekanisme kerja KOBO Smart E-Locker berbasis RFID menggunakan reader dan controller untuk membaca signal
dari kartu RFID serta kunci solenoid untuk membuka dan menutup locker. Komponen mini PC ditambahkan di dalam perangkat sebagai interface layar, penyimpanan data sementara sebelum data dikirim ke server. Tujuannya untuk meminimalkan data latency, sehingga saat kartu ditempelkan pada perangkat pembaca RFID pintu akan langsung terbuka tanpa waktu jeda terlalu lama. Kemudian, setiap
bagian dalam locker sudah ditambahkan lampu penerangan supaya isi locker terlihat dan tidak ada benda yang tertinggal ketika mengambil barang. Bahkan, untuk KOBO Smart E-Locker versi ketiga yang terbaru tim menambahkan komponen PLC untuk meningkatkan reliability perangkat.
Meski pembuatan produk sudah selesai, bahkan pengembangannya dilakukan hingga versi ketiga, ternyata ada beberapa kendala yang dihadapi tim riset. Terutama ketersediaan komponen yang sebagian masih harus diimpor (terutama solenoid), keterbatasan jumlah peneliti, serta proses desain dan modifikasi penempatan komponen di dalam locker yang harus disesuaikan dengan kebutuhan klien. Saat ini, tim tengah mengembangkan KOBO Smart E-Locker yang tidak hanya berbasis RFID, namun juga berbasis aplikasi berbayar yang dapat digunakan untuk lingkup umum yang lebih luas. Rencananya, tim mengembangkan produk ini untuk kebutuhan penitipan helm di sejumlah fasilitas umum.
KOBO Smart E-Locker sendiri merupakan salah satu kumpulan produk inovasi Smart Campus yang digagas Direktorat BTP dan Direktorat ASUS untuk meningkatkan rasa aman, nyaman, dan ketertiban di Tel-U. Selain KOBO Smart E-Locker, tim mengembangkan pula Smart Portal Parking berbasis RFID buat memudahkan pengaturan keluar masuk kendaraan di area parkir Tel-U. Melalui produk ini kendaraan yang keluar masuk parkiran beserta waktunya akan tercatat, karena tersimpan di server. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi tingkat pencurian kendaraan bermotor di Tel-U, sebab kendaraan yang keluar masuk akan terdeteksi sesuai jamnya.
Kedua, Smart Classroom yang digunakan untuk mengatur tingkat pemakaian energi listrik dalam kelas, mulai pengaturan pencahayaan lampu sampai AC ruangan. Produk ini dapat mengatur tata kelola energi di ruangan pada gedung-gedung di Tel-U, sehingga membantu menghemat energi listrik. Ketiga, tim mengembangkan Power Metering yang digunakan untuk memantau konsumsi energi listrik Tel-U langsung dari trafo gardu induk Tel-U. Dari trafo utama turun ke metering di setiap gedung, sehingga dapat terukur dari trafo, area, dan gedung mana yang paling banyak mengonsumsi listrik. Pasalnya, konsumsi listrik di Tel-U cenderung tinggi. Saat ini, Power Metering sedang tahap pengembangan software, terutama penambahan Artificial Intelligent (AI) yang dapat membantu proses analisis data dan forecasting.
Riset KOBO Smart E-Locker sudah selesai dan setelah digunakan di Open-Lib belum ada keluhan yang berarti. Tim pengembang hanya melakukan pemeliharaan pada aspek-aspek minor. Meski saat ini penggunaan KOBO Smart E-Locker baru sebatas on demand di Tel-U, namun tidak menutup ke depan untuk dikomersialisasikan dan diharapkan dapat digunakan di masyarakat umum. Dibanding locker-locker serupa yang ada di luar, KOBO Smart E-Locker Tel-U lebih murah dari segi harga pembuatannya, sekitar setengah harga dari locker-locker yang ada di luar.
Profil Ketua Peneliti
DONNY Rhomanzah, S.T., merupakan staf peneliti di Bandung Techno Park (BTP) Telkom Universty (Tel-U) sejak bulan Februari 2018. Ia memulai kariernya sebagai Tenaga Perbantuan Proyek di BTP dan beralih sebagai Staf Profesional di tahun 2019, lalu menjadi pegawai tetap tahun 2022. Donny menyelesaikan pendidikan S1-nya pada bidang Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro (FTE) Tel-U pada tahun 2015. Untuk kompetensinya, Donny piawai dalam bidang Embedded System.
Sekarang Donny menjadi salah satu periset di BTP yang fokus pada hardware. Meski bukan sebagai dosen, namun diakui Donny, peluang riset di BTP cukup terbuka dan banyak. Hal ini karena BTP semakin erat menjalin hubungan kerja sama dengan industri. Di antaranya dengan PT Transtek Indonesia.
“Peluang riset di sini cukup banyak yang dapat dikerjakan. BTP saat ini lebih terbuka ke pelaku industri. Misalnya PT Transtek. Kemudian ada juga tawaran dari beberapa kementerian untuk proyek riset. Namun, kami tidak mengambil semuanya. Sebagian proyek itu kami kerjasamakan dengan CoE-CoE yang ada di Tel-U,” ujarnya.
Pegawai asli Sumedang ini berharap, melalui pengerjaan riset Smart Campus yang dilakukan bersama timnya akan membuat aspek keamanan, kenyamanan serta ketertiban di Tel-U menjadi lebih baik.
“Dengan Smart Campus akan memudahkan proses monitoring aspek keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di kampus Tel-U dalam satu platform. Misalnya keamanan parkiran Tel-U, efektivitas dan efisiensi penggunaan energi listrik, dan lain-lain,” pungkasnya.