[layerslider id=”2″]

Tahun 2019, Telkom University (Tel-U) mampu meraih hibah pengabdian kepada masyarakat (abdimas) untuk satu tim dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Adapun tim peraih hibah abdimas Kemenristekdikti berasal dari Fakultas Ilmu Terapan (FIT), yang diketuai oleh Rohmat Tulloh, S.T., M. T (D3 Teknik Telekomunikasi) dan beranggotakan Dadan Nur Ramadan, S.Pd., M. T (D3 Teknik Telekomunikasi); serta Dendi Gusnadi, S.Par., M.M. Par (D3 Manajemen Perhotelan).

Melalui judul “Pemberdayaan Kader Posyandu Mekar Arum 18 dalam Upaya Meningkatkan Angka Partisipasi Ibu dan Balita Melalui Penerapan Aplikasi e-KMS Berbasis Android”, tim ini menyajikan dua masalah yang menjadi target abdimas, yaitu meningkatkan partisipasi balita melalui aplikasi e-KMS, pelatihan penggunaan aplikasi dan pemberdayaan kader Posyandu dalam mengolah makanan bergizi. “Kami melihat jumlah balita yang terdaftar di posyandu itu banyak, namun tingkat partisipasi ibu dan balita di posyandu terus menurun di mana-mana. Sebagai pilot project kami pilih posyandu di lingkungan Perumahan Kinagara, Desa Lengkong Kec. Bojongsoang. Daerah ini dipilih karena dekat dengan lingkungan kami, jadi lebih mudah memantaunya,” tambah Rohmat. Posyandu ini terletak di Komplek Kinagara Regency Blok K.9 Desa Lengkong, kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.

Aplikasi e-KMS (Elektornik Kartu Menuju Sehat) dibuat sebagai pengganti KMS manual yang kini sudah tidak diterbitkan lagi oleh Dinas Kesehatan dan sangat rentan hilang. Dengan aplikasi ini orang tua dapat memantau tumbuh kembang anak balitanya secara online melalui smartphone berbasis android. Aplikasi e-KMS mampu menyimpan data-data balita sehingga tidak perlu khawatir kehilangan KMS, seperti yang sering terjadi. fitur-fitur lain seperti menampilkan berita, pengumuman kegiatan dan lain-lain juga tersedia.  Selain aplikasi, untuk menarik minat partisipasi ibu dan balita, tim ini memberdayakan para kader posyandu itu dengan keahlian mengolah makanan untuk balita agar tetap bernilai gizi tapi juga menarik. Hal ini agar ibu-ibu mau datang dan kegiatan di posyandu lebih bervariasi.

Dari pelaksanaan di lapangan didapatkan bahwa kehadiran balita ke posyandu meningkat secara signifikan. Untuk tahap kedua di bulan agustus tercatat 70 persen balita datang ke posyandu. Semua balita di posyandu tersebut sudah terdata kedalam aplikasi. Adanya pelatihan memasak MPASI berupa kue ubi dan puyo talas juga turut menarik minat para kader dan ibu balita. Untuk tahap ketiga dari kegiatan ini akan dilakukan pemantauan terkait penggunaan aplikasi dan tingkat kehadiran ibu dan balita ke posyandu.

Menurut Rohmat, tim ini berencana untuk menjalin kerjasama dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan atau Pemerintah Kabupaten Bandung, untuk memudahkan pengembangan aplikasi ini. “Mereka berkepentingan untuk mengetahui perkembangan kondisi ibu dan balita di wilayahnya. Rohmat menilai aplikasi e-KMS berpotensi untuk naik ke level nasional, karena dapat membantu posyandu-posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia pun berharap kegiatan abdimas ini bisa berkelanjutan ke depannya. “Kegiatan abdimas ini kami lakukan sesuai basic kami yang bergerak di bidang ICT. Kami harap ini bisa menjadi problem solving untuk permasalahan di masyarakat. Selain itu, abdimas ini harus sustain dan ada penelitian untuk pengembangan yang berkelanjutan ke depannya,” harapnya.